15 Juli 2009

Menghindari Bulliying

Bullying (perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman) berlangsung dari masa ke masa di dalam dunia pendidikan. Bahkan terakhir, dunia pendidikan di Indonesia dikejutkan kembali dengan kasus bullying di sebuah SMA di Jakarta.


Merupakan sebuah kebetulan orang tua siswa tersebut sangat sadar hukum dan sadar media. Berita mengenai kasus tersebut dengan cepat menghiasi media online maupun media cetak. Sangat disayangkan pihak sekolah seperti tidak mau ambil bagian dalam situasi ini, padahal situasi ini bisa menjadi iklan gratis tentang bagaimana sekolah sebagai institusi belajar dari kesalahan dan dengan cepat memperbaiki diri.

Semua orang bisa menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying. Untuk mengatasinya diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah. Sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid.

Kebijakan hanya akan berlangsung baik apabila ada langkah yang nyata dari sekolah untuk menyadarkan seluruh komponen sekolah betapa bullying sangat mengganggu proses belajar mengajar. Untuk itu salah satu yang bisa dipilih adalah membuat sebuah program anti bullying disekolah.

Berikut ini adalah definisi dari bullying menurut Dan Olweus

Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia di perlakukan negatif dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh sesorang atau lebih.

Negatif di sini artinya secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik melalui perkataan atau dengan cara lain

Dibawah ini adalah contoh tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan bullying

1. Mengatakan hal yang menyakitkan dan tidak enak

2. Membuat teman menjadi bahan lelucon

3. Menggunakan panggilan yang jelek dan menyakitkan

4. Dengan tatapan yang tidak mengenakkan melihat orang lain

5. Menyisihkan teman dari kelompok

6. Menendang, memukul, menarik rambut, mendorong teman

7. Berbohong dengan memfitnah teman

8. Menggunjingkan orang lain

9. Mengirim pesan tertulis dengan ancaman

10. Mengajak orang lain untuk tidak menyukai satu orang

Catatan:

Selalu berfokus pada tindakan yang dilakukan saat peristiwa bullying terjadi. Dengan demikian hindari mencap anak dengan label pelaku dan korban.

Peristiwa bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka. Di sekolah banyak peristiwa bullying yang justru berlangsung di belakang teman. Misalnya menyebarkan kabar burung yang membuat reputasi orang lain menjadi jatuh atau mengajak orang lain untuk tidak menyukai teman yang lain.

Dalam hal ini masalah gender menjadi pembeda yang nyata. Pada siswa laki laki mereka menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek ,meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswa perempuan melakukan tindakan memisahkan rekan nya dari kelompok serta tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup.

Menurut buku Trust your feeling karya Inggrid Lippett, 1990, anak-anak harus mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang yang berbeda dalam kesempatan yang berbeda pula.

Beberapa konsep dasar yang bisa kita masyarakatkan pada siswa antara lain

1. Rasa aman adalah milik semua orang, dengan demikian tidak boleh ada orang yang membuat kita merasa tidak nyaman

2. Bicara. Membekali kemampuan ini pada anak sangat penting sebab mereka akan segera membicarakan hal yang mereka rasakan pada orang yang mereka percayai. Baik itu merupakan ancaman atau hal lain yang emngganggu perasaan mereka.

3. Mengenali apa saja yang membuat kita menjadi tidak nyaman sehingga siswa dapat melindungi serta mengenali gejala awal adanya bahaya disekitar mereka.

  • Kekerasan dalam rumah tangga

  • Rasa memiliki tubuh (menghindari pelecehan seksual)

  • Kekerasan secara verbal (ucapan)

  • Kekerasan secara fisik

  • Alkohol serta penyalah gunaan obat-obatan


Untuk itu melibatkan orang dewasa dalam penanggulangan dan pencegahan serta mendidik siswa-siswi kita untuk bisa menjadi pribadi yang bisa menghadapi situasi yang menjurus kearah bullying adalah hal yang sangat penting. Program anti bullying hadir untuk membangkitkan kesasaran tersebut.

Kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah antara lain;

1. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua orang

2. Menyadarkan semua orang disekolah bahwa tindakan bullying dalam bentuk apapun tidak dapat diterima

3. Membekali siswa untuk membuat keputusan (ingat; kunci dari penyelesaian masalah bullying adalah pada pengungkapan kasus kepada orang yang lebih dewasa, berkompeten atau yang siswa kita percayai)

4. Membantu siswa membentuk lingkaran orang yang mereka percayai

Kegiatan yang bisa dilakukan selama program ini antara lain;

1. Brainstorming dan diskusi

2. Kegiatan menggunakan lembar kerja

3. membaca buku cerita yang berhubungan dengan bullying

4. membuat gambar , kolase, poster mengenai pencegahan bullying

5. bermain drama

6. berbagi cerita dengan orang tua di rumah

7. menyanyikan lagu anti bullying dengan lyrik yang sudah dirubah dari lagu yang populer

8. menulis puisi

9. bermain teater boneka

Setelah kegiatan ini berlangsung, kerja dari komunitas sekolah dalam menanggulangi bullying bukan berarti selesai, masih ada hal lain yang perlu dilakukan misalnya;

1. Menggiatkan pengawasan di halaman bermain, toilet, serta tempat berolah raga saat siswa melakukan aktivitas.

2. Memastikan konsekuaensi jika menyakiti teman yang berlaku secara luas di sekolah

3. Meningkatkan komunikasi di semua lini sekolah

4. Mengajarkan pembelajaran secara bekerja sama

5. Bekerja sama dengan orang tua dalam penanggulangan kasus bullying

6. Memasukkan aspek bullying ke dalam pembelajaran

Dari semua kegiatan serta pelaksanaan langkah diatas diharapkan sekolah menjadi tempat yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar. Tidak ada seorang pun yang disakiti perasaan maupun badannya.

(Diadopsi dari gurukreatif.blogspot.com)